Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
Buat sahabat Bibit Ilmu Blog, kali ini Bibit Ilmu Blog akan memberikan 1 contoh resensi satu BAB buku ilmu pengetahuan. BAB ini membahas tentang Sifat Qanaah dan Tasamuh, untuk lebih jelasnya. silahkan anda membacanya..... :-D
Sifat Qanaah dan Tasamuh.
Judul Buku : Teladan
Utama Pendidikan Agama Islam 3
Penulis : Robingan Munawar Khalil.
Penerbit : PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Tahun
Terbit : 2010.
Tebal
Buku : X + 198 halaman.
Sebagai orang yang beriman, kita
diwajibkan untuk bekerja dan berusaha, guna memenuhi kebutuhan hidup serta
memperoleh kebahagiaan. Akan tetapi, usaha yang dilakukan manusia itu belum
tentu semuanya berhasil. Berhasil atau tidaknya usaha manusia itu, Allah yang
menentukan. Kewajiban manusia hanya berikhtiar. Oleh karena itu, jika usaha
yang dilakukan mendapat keberhasilan, wajib disyukuri sebagai nikmat karunia
Allah yang diberikan kepada kita. Sebaliknya, jika usaha itu belum berhasil,
kita harus sabar menerimanya dengan sikap qanaah.
Agama Islam merupakan salah satu
agama yang sangat menekankan arti pentingnya tasamuh. Tasamuh berarti sikap
toleran pada pihak lain, lapang dada, mengerti, menghargai sikap pendirian dan
kepentingan pihak lain tanpa mengorbankan pendirian dan harga diri, bersedia
berbeda pendapat, baik dalam masalah keagamaan maupun masalah kebangsaan dan
kemasyarakatan serta kebudayaan. Perbedaan pendapat di dalam kehidupan
beragama, berbangsa, bermasyarakat, dan berkebudayaan merupakan suatu hal yang
wajar. Apabila setiap manusia memiliki sikap tasamuh yang tinggi terhadap
sesamanya (khususnya muslim), kehidupan di dunia in akan tercipta suasana
keharmonisan tanpa adanya perselisihan, pertengkaran, kebencian, dan rasa
dendam.
A. Qanaah.
Qanaah merupakan salah satu dari akhlaqul mahmudah ( prilaku yang terpuji
). Arti qanaah adalah rela menerima dan merasa cukup terhadap apa yang dimiliki
serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan selalu merasa kurang. Orang
yang qanaah akan selalu rajin dan giat bekerja serta berusaha dengan keras
untuk mencapai keberhasilan.
Orang yang memiliki jiwa qanaah, hatinya akan menjadi tentram karena mampu
meredam sifat tamak dan dengki serta mampu mengendalikan sifat kekerasan.
Berkenan dengan sifat qanaah ini, Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut.
‘An abi hurairata ‘anin-nabiyyi sallallahu ‘alahi wa sallama
qala laisal-gina ‘an kasratil- ‘aradi walakinnal-gina ginan-nafsi. (Rawahu al-Bukhari: 5965)
Artinya : Nabi saw.
bersabda, “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan
yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa.” (H.R.
al-Bukhari: 5965).
Orang yang memiliki jiwa qanaah
selalu optimis bahwa setiap makhluk yang hidup di dunia ini pasti akan diberi
rezeky oleh Allah. Allah swt. berfirman sebagai berikut.
Wa ma min dabbatin fil ardi illa ‘alallahi rizquha…..
(Q.S. Hud/11: 6)
Artinya : Dan tidak
satu pun makhluk bergerak ( bernyawa ) di bumi melainkan dijamin Allah
rezekinya……… (Q.S. Hud/11: 6).
Apabila sifat qanaah telah tertanam
di dalam jiwa setiap orang, tercipta suasana kehidupan di dalam masyarakat yang
harmonis. Hal itu disebabkan setiap anggota masyarakat merasa berkecukupan dan
telah diberi rezeki oleh Allah sesuai dengan bagiannya masing-masing.
Perhatikan hadis berikut ini.
‘An abdillahibni amribnil- asi anna rasulullahi sallallahu
alaihi wa sallama qala qad aflaha man aslama wa ruziqa kafafan wa qanna
‘ahullahu bima atahu. (Rawahu muslim).
Artinya :
Dari Abdullah Umr bin
As berkata, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda. “Sesungguhnya beruntung
orang yang masuk islam, mendapat rezeki secukupnya, dan dia merasa cukup dengan
apa-apa yang telah Allah berikan kepadanya.” (H.R Muslim: 1746)
Menanamkan jiwa qanaah dapat
diperlukan latihan kesabaran meskipun pada awalnya terasa berat. Namun, apabila
sikap qanaah itu sudah melekat dan membudaya serta telah menjadi bagian dalam
kehidupan masyarakat, akan terwujud ketenteraman dan kebahagiaan hidup di dalam
masyarakat.
Contoh prilaku qanaah dapat disimak
dalam cerita berikut. Pak Usman adalah
seorang pedagang muslim yang rajin dan tekun. Ia memiliki kawan pedagang yang
bernama Pak Joko. Mereka sama-sama berdagang di pasar desa. Usaha Pak Joko maju
pesat dan berhasil menjadi pedagang yang kaya. Adapun Pak Usman, usaha yang
dilakukannya sekedar cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Namun, Pak Usman tidak merasa iri terhadap Pak Joko. Ia bisa menerima dengan
senang hati dan mensyukuri rezeki yang diterimanya. Hidupnya tetap tenang dan
tenteram dengan rezeki yang diperolehnya.
Ada beberapa hikmah yang dapat kita
ambil dari sifat qanaah diantaranya ialah dapat membesarkan hagti bagi setiap
orang yang memiliki sifat qanaah. Selain itu ada beberapa fungsi sifat qanaah,
antara lain sebagai berikut:
1.
jiwanya
akan selalu merasa tenteram karena tidak diliputi rasa tamak, dengki, dan serakah;
2.
selalu
berlapang dada dan tidak putus asa karena yakin bahwa segala sesuatu merupakan
kehendak Allah swt, semata sehingga jika usahanya berhasil, ia akan bersyukur.
Jika usahanya belum berhasil, ia akan tetap sabar;
3.
selalu
merasa kaya dan optimis karena yakin bahwa Allah swt, akan menjamin rezeki
manusia, asalkan mau berusaha;
4.
senantiasa
semangat di dalam berusaha untuk mencapai keberhasilan sesuai yang diinginkan.
B.
Tasamuh.
Perbedaan pendapat haruslah disikapi
dengan arif. Jangan sampai terjadin pertengkaran, permusuhan, atau perselisihan
di antara sesama muslim hanya karena berbeda pendapat. Allah swt, berfirman
dalam Surah al-Ma’idah ayat 48 dan al-Hujurat ayat 48 sebagai berikut.
…… likullin ja’alna minkum syir’ataw wa minhaja(n) wa lau
sya’allahu laja’alakum ummataw wahidataw
walakil liyabluwakum fima atakum fastabiqul-khairati …. (Q.S. al-Ma’idah/5: 48)
Artinya:
…. Untuk setiap umat di
antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat ( saja ), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebaikan …. (Q.S.
al-Ma’idah/5: 48)
Innamal-mu’minuna ikhwatun ….. (Q.S. al-Hujurat/49: 10)
Artinya:
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara ….. (Q.S
al-Hujurat/49: 10)
Selain firman Allah swt. di atas,
Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut.
‘Aniz-zuhriyyi qala haddasani anasubnu malikin radiyallahu
anhu anna rasulallahi sallallahu ‘alaihi wa sallama qala la tabagadu wala
tahasadu wala tadabaru wa kunu ‘ibadallahi ikhawanan. (Rawahu al-bukhari: 5605)
Artinya:
Dari Zuhri, ia berkata
bahwa Anas bin Malik telah bercerita kepadanya bahwa Rasulullah saw. telah
bersabda, “Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, dan saling
membelakangi, dan jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara. (H.R.
al-Bukhari: 5605)
Terhadap pemeluk agama lain pun, kita
hendaklah menjunjung tinggi sikap
tasamuh, mengingat manusia sebagai makhluk social tidak mungkin terlepas dari
pergaulan dengan sesama manusia di dalam masyarakat yang majemuk ini. Di dalam
mewujudkan sikap tasamuh terhadap pemeluk agama lain, Allah swt. berfirman
dalam Surah asy-Syura ayat 15 dan al-Kafirun ayat 6 sebagai berikut.
….. lana a’maluna wa lakum a’malukum la hujjata bainana wa
bainakum allahu yajma’u bainana wa ilaihil-masir. (Q.S. asy-Syura/42: 15)
Artinya:
…. Bagi kami perbuatan
kami dan bagi kamu perbuatan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami
dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali. (Q.S.
asy-Syura/42: 15)
Lakum dinukum waliya din(i). (Q.S. al-Kafirun/109: 1-6)
Artinya:
Untukmu agamamu, dan
untukku agamaku. (Q.S. al-Kafirun/109: 6)
Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan
hadis tersebut, jelaslah bahwa Islam adalah agama yang sangat menekankan sikap
tasamuh bagi semua pihak demi terciptanya perdamaian secara kaffah. Islam berusaha menegakkan
kehidupan beragama dalam suasana yang damai.
Adapun fungsi tasamuh dalam kehidupan
adalah sebagai berikut.
1.
Dapat
menciptakan suasana keharmonisan di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara;
2.
Dapat
menumbuhkan saling menghormati di antara sesama manusia;
3.
Mengurangi
kesenjangan agama.
Buku yang mencakup tentang keagamaan
ini menurutku sudah cukup lengkap untuk dipelajari oleh siswa smp kelas 3,
namun penggunaan bahasa Indonesianya belum sempurna. Kesalahan-kesalahan di
sana-sini masih nampak, baik dari penggunaan tanda baca sampai penggunaan kalimat
yang baku dan efektif. Contoh: “Janganlah kalian saling membenci, saling
mendengki, dan saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba Allah yang saling
bersaudara (halaman 46). Setelah titik harusnya ada tanda balas petik. Contoh
penggunaan kalimat yang tidak baku: Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis
tersebut, jelaslah bahwa Islam adalah agama yang sangat menekankan sikap
tasamuh bagi semua pihak demi terciptanya perdamaian secara kaffah (halaman 47). Sebaiknya setelah
tanda koma (,) kalimat (jelaslah bahwa) tidak perlu lagi digunakan karena boros
kata.
Dengan demikian, bila buku ini
disusun atau dibuat dengan penggunaan kalimat-kalimat yang baku serta penggunaan
tanda baca yang benar. Tentu akan membuat pembaca menjadi mudah mengerti dengan
apa yang ingin disampaikan oleh penulis buku ke pembaca.
sumber: http// bibitilmu.blogspot.com/2014/01/contoh-resensi-satu-bab-buku-ilmu-pengetahuan.html
+ komentar + 4 komentar
halamannya kenapa tidak dituliskan y?
Nabi saw. bersabda, “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa.” (H.R. al-Bukhari: 5965).
Saya kira nomor hadisnya bukan 5965...
https://sunnah.com/bukhari/81/35
Posting Komentar