>

Contoh Resensi Satu BAB Buku Ilmu Pengetahuan

Jumat, 17 Januari 20144komentar


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
Buat sahabat Bibit Ilmu Blog, kali ini Bibit Ilmu Blog akan memberikan 1 contoh resensi satu BAB buku ilmu pengetahuan. BAB ini membahas tentang Sifat Qanaah dan Tasamuh, untuk lebih jelasnya. silahkan anda membacanya..... :-D


Sifat Qanaah dan Tasamuh.

Judul Buku          : Teladan Utama Pendidikan Agama Islam 3
Penulis                : Robingan Munawar Khalil.
Penerbit              : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Tahun Terbit      : 2010.
Tebal Buku         : X + 198 halaman.

Sebagai orang yang beriman, kita diwajibkan untuk bekerja dan berusaha, guna memenuhi kebutuhan hidup serta memperoleh kebahagiaan. Akan tetapi, usaha yang dilakukan manusia itu belum tentu semuanya berhasil. Berhasil atau tidaknya usaha manusia itu, Allah yang menentukan. Kewajiban manusia hanya berikhtiar. Oleh karena itu, jika usaha yang dilakukan mendapat keberhasilan, wajib disyukuri sebagai nikmat karunia Allah yang diberikan kepada kita. Sebaliknya, jika usaha itu belum berhasil, kita harus sabar menerimanya dengan sikap qanaah.
Agama Islam merupakan salah satu agama yang sangat menekankan arti pentingnya tasamuh. Tasamuh berarti sikap toleran pada pihak lain, lapang dada, mengerti, menghargai sikap pendirian dan kepentingan pihak lain tanpa mengorbankan pendirian dan harga diri, bersedia berbeda pendapat, baik dalam masalah keagamaan maupun masalah kebangsaan dan kemasyarakatan serta kebudayaan. Perbedaan pendapat di dalam kehidupan beragama, berbangsa, bermasyarakat, dan berkebudayaan merupakan suatu hal yang wajar. Apabila setiap manusia memiliki sikap tasamuh yang tinggi terhadap sesamanya (khususnya muslim), kehidupan di dunia in akan tercipta suasana keharmonisan tanpa adanya perselisihan, pertengkaran, kebencian, dan rasa dendam.
A.  Qanaah.
Qanaah merupakan salah satu dari akhlaqul mahmudah ( prilaku yang terpuji ). Arti qanaah adalah rela menerima dan merasa cukup terhadap apa yang dimiliki serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan selalu merasa kurang. Orang yang qanaah akan selalu rajin dan giat bekerja serta berusaha dengan keras                                                                       untuk mencapai keberhasilan. Orang yang memiliki jiwa qanaah, hatinya akan menjadi tentram karena mampu meredam sifat tamak dan dengki serta mampu mengendalikan sifat kekerasan. Berkenan dengan sifat qanaah ini, Rasulullah saw. bersabda  sebagai berikut.
‘An abi hurairata ‘anin-nabiyyi sallallahu ‘alahi wa sallama qala laisal-gina ‘an kasratil- ‘aradi walakinnal-gina ginan-nafsi. (Rawahu al-Bukhari: 5965)
Artinya : Nabi saw. bersabda, “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa.” (H.R. al-Bukhari: 5965).
Orang yang memiliki jiwa qanaah selalu optimis bahwa setiap makhluk yang hidup di dunia ini pasti akan diberi rezeky oleh Allah. Allah swt. berfirman sebagai berikut.
Wa ma min dabbatin fil ardi illa ‘alallahi rizquha…..  (Q.S. Hud/11: 6)
Artinya : Dan tidak satu pun makhluk bergerak ( bernyawa ) di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya………  (Q.S. Hud/11: 6).
Apabila sifat qanaah telah tertanam di dalam jiwa setiap orang, tercipta suasana kehidupan di dalam masyarakat yang harmonis. Hal itu disebabkan setiap anggota masyarakat merasa berkecukupan dan telah diberi rezeki oleh Allah sesuai dengan bagiannya masing-masing. Perhatikan hadis berikut ini.
‘An abdillahibni amribnil- asi anna rasulullahi sallallahu alaihi wa sallama qala qad aflaha man aslama wa ruziqa kafafan wa qanna ‘ahullahu bima atahu. (Rawahu muslim).
Artinya :
Dari Abdullah Umr bin As berkata, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda. “Sesungguhnya beruntung orang yang masuk islam, mendapat rezeki secukupnya, dan dia merasa cukup dengan apa-apa yang telah Allah berikan kepadanya.” (H.R Muslim: 1746)
Menanamkan jiwa qanaah dapat diperlukan latihan kesabaran meskipun pada awalnya terasa berat. Namun, apabila sikap qanaah itu sudah melekat dan membudaya serta telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat, akan terwujud ketenteraman dan kebahagiaan hidup di dalam masyarakat.
Contoh prilaku qanaah dapat disimak dalam cerita berikut. Pak Usman  adalah seorang pedagang muslim yang rajin dan tekun. Ia memiliki kawan pedagang yang bernama Pak Joko. Mereka sama-sama berdagang di pasar desa. Usaha Pak Joko maju pesat dan berhasil menjadi pedagang yang kaya. Adapun Pak Usman, usaha yang dilakukannya sekedar cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Namun, Pak Usman tidak merasa iri terhadap Pak Joko. Ia bisa menerima dengan senang hati dan mensyukuri rezeki yang diterimanya. Hidupnya tetap tenang dan tenteram dengan rezeki yang diperolehnya.
Ada beberapa hikmah yang dapat kita ambil dari sifat qanaah diantaranya ialah dapat membesarkan hagti bagi setiap orang yang memiliki sifat qanaah. Selain itu ada beberapa fungsi sifat qanaah, antara lain sebagai berikut:
1.     jiwanya akan selalu merasa tenteram karena tidak diliputi rasa tamak, dengki, dan serakah;
2.     selalu berlapang dada dan tidak putus asa karena yakin bahwa segala sesuatu merupakan kehendak Allah swt, semata sehingga jika usahanya berhasil, ia akan bersyukur. Jika usahanya belum berhasil, ia akan tetap sabar;
3.     selalu merasa kaya dan optimis karena yakin bahwa Allah swt, akan menjamin rezeki manusia, asalkan mau berusaha;
4.     senantiasa semangat di dalam berusaha untuk mencapai keberhasilan sesuai yang diinginkan.

B.   Tasamuh.
Perbedaan pendapat haruslah disikapi dengan arif. Jangan sampai terjadin pertengkaran, permusuhan, atau perselisihan di antara sesama muslim hanya karena berbeda pendapat. Allah swt, berfirman dalam Surah al-Ma’idah ayat 48 dan al-Hujurat ayat 48 sebagai berikut.
…… likullin ja’alna minkum syir’ataw wa minhaja(n) wa lau sya’allahu  laja’alakum ummataw wahidataw walakil liyabluwakum fima atakum fastabiqul-khairati …. (Q.S. al-Ma’idah/5: 48)
Artinya:
…. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat ( saja ), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan …. (Q.S. al-Ma’idah/5: 48)
Innamal-mu’minuna ikhwatun ….. (Q.S. al-Hujurat/49: 10)
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara ….. (Q.S al-Hujurat/49: 10)
Selain firman Allah swt. di atas, Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut.
‘Aniz-zuhriyyi qala haddasani anasubnu malikin radiyallahu anhu anna rasulallahi sallallahu ‘alaihi wa sallama qala la tabagadu wala tahasadu wala tadabaru wa kunu ‘ibadallahi ikhawanan. (Rawahu al-bukhari: 5605)
Artinya:
Dari Zuhri, ia berkata bahwa Anas bin Malik telah bercerita kepadanya bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, “Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, dan saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara. (H.R. al-Bukhari: 5605)
Terhadap pemeluk agama lain pun, kita hendaklah menjunjung  tinggi sikap tasamuh, mengingat manusia sebagai makhluk social tidak mungkin terlepas dari pergaulan dengan sesama manusia di dalam masyarakat yang majemuk ini. Di dalam mewujudkan sikap tasamuh terhadap pemeluk agama lain, Allah swt. berfirman dalam Surah asy-Syura ayat 15 dan al-Kafirun ayat 6 sebagai berikut.
….. lana a’maluna wa lakum a’malukum la hujjata bainana wa bainakum allahu yajma’u bainana wa ilaihil-masir. (Q.S. asy-Syura/42: 15)
Artinya:
…. Bagi kami perbuatan kami dan bagi kamu perbuatan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali. (Q.S. asy-Syura/42: 15)
Lakum dinukum waliya din(i). (Q.S. al-Kafirun/109: 1-6)
Artinya:
Untukmu agamamu, dan untukku agamaku. (Q.S. al-Kafirun/109: 6)
Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis tersebut, jelaslah bahwa Islam adalah agama yang sangat menekankan sikap tasamuh bagi semua pihak demi terciptanya perdamaian secara kaffah. Islam berusaha menegakkan kehidupan beragama dalam suasana yang damai.
Adapun fungsi tasamuh dalam kehidupan adalah sebagai berikut.
1.     Dapat menciptakan suasana keharmonisan di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
2.     Dapat menumbuhkan saling menghormati di antara sesama manusia;
3.     Mengurangi kesenjangan agama.
Buku yang mencakup tentang keagamaan ini menurutku sudah cukup lengkap untuk dipelajari oleh siswa smp kelas 3, namun penggunaan bahasa Indonesianya belum sempurna. Kesalahan-kesalahan di sana-sini masih nampak, baik dari penggunaan tanda baca sampai penggunaan kalimat yang baku dan efektif. Contoh: “Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, dan saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara (halaman 46). Setelah titik harusnya ada tanda balas petik. Contoh penggunaan kalimat yang tidak baku: Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis tersebut, jelaslah bahwa Islam adalah agama yang sangat menekankan sikap tasamuh bagi semua pihak demi terciptanya perdamaian secara kaffah (halaman 47). Sebaiknya setelah tanda koma (,) kalimat (jelaslah bahwa) tidak perlu lagi digunakan karena boros kata.
Dengan demikian, bila buku ini disusun atau dibuat dengan penggunaan kalimat-kalimat yang baku serta penggunaan tanda baca yang benar. Tentu akan membuat pembaca menjadi mudah mengerti dengan apa yang ingin disampaikan oleh penulis buku ke pembaca.


sumber: http// bibitilmu.blogspot.com/2014/01/contoh-resensi-satu-bab-buku-ilmu-pengetahuan.html
Share this article :

+ komentar + 4 komentar

10 Januari 2017 pukul 15.25

halamannya kenapa tidak dituliskan y?

27 Juni 2017 pukul 23.05

Nabi saw. bersabda, “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa.” (H.R. al-Bukhari: 5965).

Saya kira nomor hadisnya bukan 5965...

27 Juni 2017 pukul 23.07

https://sunnah.com/bukhari/81/35

Posting Komentar

 
My Account : Twitter
Copyright © 2013. Bibit Ilmu - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger